top of page
iypsifor

Analisis Jennifer Pan Melalui Lensa Psikologi Forensik: Mind Behind Crime Vol. 03 Ep. 03

Buat Forends yang udah ngikutin MBC Jennifer Pan pasti udah gak asing sama ceritanya ini. Yang belum tau kronologi dan kehidupan fantasinya Pan bisa cek dulu postingan Vol. 03 Ep. 01 di Instagram kita dan Vol. 03 Ep. 02 di Instagram dan Website kita!


Sebelumnya kita sudah membahas kronologi kasus pembunuhan Jennifer Pan terhadap orang tuanya, kehidupan fantasi yang ia kembangkan sejak remaja, dan hubungannya dengan orang-orang sekitarnya.


Lalu, bagaimana kondisi psikologis Pan? Untuk paham lebih lanjut, yuk kita lihat…


PENGAMATAN AHLI MENGENAI JENNIFER PAN

Salah seorang Psikolog Klinis, Barbara Greenberg, menilai Jennifer Pan sebagai seseorang yang memiliki kecenderungan Antisocial Personality Disorder (ASPD).


Barbara Greenberg membuat beberapa asumsi terhadap Jennifer Pan:

  • Perilaku-perilaku Jennifer yang seperti mengindikasikan depresi merupakan apa yang Jennifer ingin kita pikirkan tentangnya, yaitu sebagai seorang ‘korban’. Sedangkan realitanya, Jennifer seorang manipulator yang egois terhadap lingkungannya.

  • Terdapat beberapa indikasi yang menunjukkan bahwa Jennifer merupakan seseorang yang narsistik (pemikirannya berpusat pada dirinya sendiri)

  • Walaupun begitu, Greenberg mengatakan bahwa diagnosis yang paling cocok dengan Jennifer adalah Antisocial Personality Disorder (ASPD)

  • Terdapat permasalahan pada kompas moral (untuk menentukan perilaku mana yang benar dan salah) Jennifer yang menyebabkan ia memvalidasi penipuan-penipuan dan kejahatannya



ANALISIS BERDASARKAN FAKTA KEHIDUPAN JENNIFER PAN

Berdasarkan fakta kehidupan Pan yang tercantum di postingan sebelumnya (MBC Vol 3. Ep 2), Foru mencoba menganalisis gejala psikologis yang Pan tunjukkan dengan panduan/kriteria dari buku DSM V (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders: 5th edition) :


1. Gejala dari Gangguan Kepribadian ASPD yang Ditunjukkan Pan

Pan mulai menunjukkan 3 atau lebih gejala ASPD yang tercantum di DSM V sejak berusia 14 tahun, bermula saat Pan memanipulasi laporan akademiknya. Beberapa gejala yang ditunjukkan Pan adalah sebagai berikut:


  • Gagal untuk menyesuaikan diri dengan norma sosial dengan menunjukkan perilaku yang melanggar hukum berulang kali: Pan sempat beberapa kali melibatkan dirinya dalam bisnis narkoba yang dilakukan oleh kekasihnya, Daniel Wong. Selain itu, Pan bersama dengan Daniel, juga merencanakan pembunuhan terhadap orang tuanya


  • Melakukan penipuan seperti berbohong berulang kali, menggunakan alias, atau menipu orang lain untuk keuntungan sendiri. Pan mulai berbohong saat berusia 14 tahun dan kebohongan tersebut berlanjut dan berkembang seiring Pan bertambah usia. Beberapa perilaku menipu Pan adalah sebagai berikut:

- Memanipulasi hasil laporan akademik di sekolah

- Memanipulasi penerimaan dirinya di sebuah universitas

- Berbohong soal rutinitasnya saat berkuliah

- Berbohong mengenai dirinya yang tinggal sementara di apartemen temannya (untuk berkuliah), namun justru tinggal di rumah Daniel (kekasih Pan)

- Memanipulasi foto kelulusan kuliah

- Berbohong pada Daniel (kekasih Pan) bahwa dirinya diteror dan diperkosa oleh sekelompok orang

- Berbohong bahwa dirinya diterima bekerja di institusi kesehatan, dan tempat kerja lainnya

  • Gagal merencanakan sesuatu di masa mendatang secara terus menerus: Saat berusia 14 tahun, Pan berencana untuk mengakhiri kebohongannya dan berusaha untuk meningkatkan nilai akademiknya. Akan tetapi, Pan terlalu takut mengecewakan orang tuanya sehingga kebohongannya pun terus berlanjut. Pan sempat berencana untuk menyerah lagi dan mengaku kepada orang tuanya mengenai kebohongan yang Ia buat selama ini. Namun, ia terlalu takut akan konsekuensi yang ia terima sehingga gagal untuk mengaku.


  • Tidak bertanggung jawab secara konsisten, ditunjukkan dengan perilaku kerja yang tidak stabil: Performa akademik Pan di bangku SMA semakin menurun, bahkan ia tidak lulus karena gagal di salah satu mata pelajaran. Pan terus menghindari urusan sekolahnya.


  • Kurangnya rasa penyesalan, acuh tak acuh, merasa dirinya telah disakiti, tidak diperlakukan dengan baik, maupun dicuri atau direnggut dari orang lain: Selama proses peradilan, Pan terus menyatakan bahwa dirinya merasa depresi, bahkan sampai melakukan self-harm, akibat perlakuan ayahnya yang sangat mengontrol Pan. Pan mengaku ia seperti dikurung dalam rumahnya sendiri. Oleh karena itu, Pan berpikir untuk bunuh diri dengan membayar sekelompok orang.



2. Faktor Psikososial atau Lingkungan yang Mungkin Mempengaruhi Munculnya Gejala

Terdapat beberapa faktor dalam kehidupan Pan yang mungkin mempengaruhi munculnya gejala gangguan kepribadian pada Pan. Menurut DSM V, faktor psikososial dan lingkungan individu dapat mempengaruhi munculnya gejala gangguan psikologis (American Psychiatric Association, 2013). Faktor psikososial yang mungkin berpengaruh dalam kasus Pan di antaranya sebagai berikut:


Permasalahan dalam Keluarga

  • Orang tua dengan ekspektasi yang tinggi terhadap anak-anaknya: Bagi orang tua Pan, pendidikan dan prestasi merupakan hal yang penting untuk seseorang sehingga mereka mendorong kedua anaknya, Pan dan Felix (adik laki-laki Pan) untuk selalu mencetak prestasi dan membanggakan keluarganya. Oleh karena itu, mereka rela mengeluarkan uang untuk mulai mendaftarkan anak-anaknya dalam beberapa kursus.

  • Kehidupan sosial yang dibatasi orang tuanya: Bagi orang tua Pan, berpacaran, hangout dengan teman, menginap di rumah teman, dsb merupakan perilaku yang tidak produktif sehingga mereka cenderung membatasi Pan untuk bermain keluar rumah. Selain itu, Pan juga dihimbau untuk berteman dengan orang-orang tertentu, yang dapat memotivasinya untuk mengejar kesuksesan

  • Kecemburuan dengan saudara kandungnya atas perlakuan orang tuanya yang berbeda: Felix (adik kandung Pan) mengaku ayahnya terlihat lebih tegas terhadap Pan, sebagai anak pertama, dibandingkan dirinya. Pan juga mengaku dirinya merasa tertekan dan tidak adil atas perlakuan ayahnya tersebut.

Permasalahan terkait Hubungan Interpersonal

  • Pan tidak banyak berhubungan langsung dengan teman-temannya karena dibatasi orang tuanya sehingga Pan lebih sering menghabiskan waktu di kamarnya dengan bermain boneka saat masih bersekolah

  • Hubungan Pan dengan Daniel Wong semakin merenggang sejak orang tua Pan memergoki hubungan mereka dan mengawasi Pan lebih ketat. Hal tersebut membuat Pan merasa sedih dan frustasi karena Pan harus berpisah dengan orang yang ia sayangi dan dianggap paling mengerti dirinya.

Permasalahan terkait Pendidikan

Persaingan di sekolah Pan sangatlah ketat sehingga membuat Pan harus berusaha lebih untuk menjadi yang terbaik. Pan akhirnya menyerah dan gagal menyelesaikan sekolahnya setelah tidak lulus di salah satu pelajaran. Pan juga ditolak dari program beasiswa yang ditawarkan kepadanya oleh salah satu universitas.


*DSM V merupakan panduan yang digunakan psikologi/psikiatri dalam melakukan diagnosa suatu gangguan psikologis



REFERENSI:

American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fifth Edition, DSM-5™. Arlington : VA, American Psychiatric Association

Grimaldi, J. (2016). A Daughter’s Deadly Deception: The Jennifer Pan Story. Dundurn: Toronto


841 views0 comments

コメント


bottom of page