Keluarga, Dunia Percintaan & Kebohongan Jennifer Pan
Bagi Forends yang mengikuti series Mind Behind Crime pasti sudah tidak asing dengan Jennifer Pan. Yang belum tahu kronologi kejahatan Jennifer Pan, bisa cek dulu postingan Vol. 03 Ep. 1 di Instagram kita ya!
Di mata orang tuanya, Pan merupakan anak yang sangat dibanggakan. Ia memiliki nilai A yang konsisten, gelar universitas, dan juga pekerjaan yang bagus...
...tapi boong!
Sebetulnya, kehidupan Pan dipenuhi oleh kebohongan. Sewaktu ‘kuliah’, Ia pergi ke kafe, bekerja di restoran, dan mengajar piano. Pan bahkan membeli buku pelajaran bekas dan memalsukan catatan kuliahnya untuk mempertahankan kehidupan fantasinya.
Tapi kenapa? Apa alasan di balik kehidupan fantasi Pan?
Untuk paham lebih lanjut, yuk kita lihat…
4 Fakta Tentang Hubungan Pan dengan Keluarganya
Pan merupakan anak yang memegang ekspektasi tinggi dari orang tuanya: Bagi orang tua Pan, pendidikan dan prestasi merupakan hal yang penting untuk seseorang sehingga mereka mendorong kedua anaknya, Pan dan Felix (adik laki-laki Pan) untuk selalu mencetak prestasi dan membanggakan keluarganya.
Kehidupan sosial Pan dibatasi oleh orang tuanya: Pacaran, hangout dengan teman, menginap di rumah teman, etc. merupakan perilaku yang tidak produktif bagi orang tua Pan, sehingga mereka cenderung membatasi Pan untuk bermain keluar rumah.
Hann (ayah Pan) berperan sebagai ‘Practical Support’ dan Bich (ibu Pan) berperan sebagai ‘Emotional Support’: Hann sangat tegas dalam mendidik anak-anaknya serta mendorong mereka untuk berprestasi. Di sisi lain, Bich berperan untuk menenangkan anak-anaknya ketika mereka tertekan dengan hasil nilai yang tidak memuaskan di sekolah.
Pan cemburu terhadap perlakuan Hann (ayah Pan) kepada Felix (adik laki-laki Pan): Walaupun Hann sangat keras pada Pan, dia sadar bahwa Hann tidak memperlakukan Felix terlalu keras. Bahkan, Hann tidak marah pada Felix saat performa akademiknya turun.
Hubungan Percintaan Pan dan Daniel Wong
Banyak jalan menuju Roma Daniel: Sewaktu Pan masih SMA, Ia tidak diperbolehkan berpacaran, namun selalu mencuri waktu untuk berkencan secara diam-diam (e.g. pada saat keluar untuk kursus piano, waktu pelajaran), bahkan mengajak Daniel ke kamarnya dengan mengendap-endap.
Daniel tidak disukai oleh orang tua Pan: Pan pernah memperkenalkan Daniel (sebagai teman) kepada orang tuanya. Namun, mereka tidak menyukai Daniel karena latar belakang ras dan pekerjaannya.
Daniel dan Pan pernah terlibat dalam bisnis narkoba: Daniel merupakan seorang pengedar narkoba dan Pan pernah melibatkan dirinya untuk membantu Daniel dan bisnisnya.
Pan selalu ‘mencari perhatian’ Daniel walaupun mereka tidak lagi menjalin hubungan: Daniel yang sudah memiliki kekasih baru terkadang dihubungi oleh Pan yang meminta ‘perhatian’ dan berusaha menjauhkan Daniel dari kekasihnya. Bahkan, Pan pernah sampai berbohong pada Daniel bahwa dirinya diteror oleh seseorang atau diperkosa oleh sekelompok pria.
Daniel membantu merealisasikan keinginan Pan untuk membunuh orang tuanya: Saat hubungan mereka kembali dekat, Pan bercerita pada Daniel bahwa Ia semakin tertekan oleh orang tuanya. Ia juga menunjukkan keinginannya untuk bersama Daniel, terlebih jika orang tua Pan sudah tidak ada. Dengan ini, Daniel merekomendasikan seseorang untuk memenuhi keinginan Pan, yaitu membunuh orang tuanya.
Kebohongan dalam Kehidupan Pan
Awal mulanya, Pan mulai berbohong untuk memperbaiki kesalahannya (e.g. penurunan performa belajar). Kebiasaan berbohong tersebut semakin berkembang seiring usianya bertambah. Ia sampai mengaku mulai kebingungan antara kehidupan nyatanya dengan ‘fantasi’ yang Ia ciptakan.
Kebohongan yang pernah dibuat Pan kepada orang tuanya sebagai berikut:
Memanipulasi hasil laporan akademik karena Ia gagal lulus SMA
Memanipulasi penerimaan dirinya di sebuah universitas
Berbohong soal rutinitas kuliahnya
Meminta izin pada orang tuanya untuk tinggal sementara di apartemen temannya (untuk berkuliah), namun justru tinggal di rumah Daniel
Memanipulasi foto kelulusan universitas
Berbohong bahwa dirinya diterima bekerja di institusi kesehatan dan tempat kerja lainnya, yang pada akhirnya ketahuan oleh orang tuanya akibat curiga.
Kebohongan yang dilakukan oleh Pan tidak berhenti di sini. Faktanya, kebohongan Pan berujung ke kebohongannya pada Polisi. Setelah pembunuhan, Pan tidak langsung mengakui perbuatan jahatnya, melainkan Ia memposisikan dirinya sebagai korban saat diwawancara polisi.
Berikut adalah upaya Pan dalam membohongi polisi:
Pan mengaku merasa tertekan dan ingin mengakhiri kehidupannya. Oleh karena itu, Ia mengatakan bahwa Ia meminta orang lain untuk membunuh dirinya, bukan orang tuanya. Akan tetapi, setelah Pan merasa hubungannya membaik dengan Hann, Ia ingin membatalkan rencana bunuh diri tersebut.
Pan menyebutkan bahwa bukti pesan yang ditemukan di hari pembunuhan adalah perjanjian untuk membayar ganti rugi kepada orang yang sebelumnya Ia minta untuk membunuh dirinya.
Pan menegaskan bahwa dirinya meminta para penyandera atau ‘pembunuh pembayaran’ untuk membawa dirinya pada orang tuanya, namun ditolak karena para penyandera minta Pan untuk bersikap kooperatif.
Terlepas dari kebohongan tersebut, polisi sudah mencurigai Pan karena cerita yang Ia sampaikan tidak konsisten setiap kali diwawancara. Ia juga menunjukkan ‘kegelisahannya’ melalui gestur selama proses wawancara berlangsung.
Selama persidangan berlangsung, Pan memiliki pembelaan bahwa Ia membenci Hann karena perlakuannya yang sangat mengontrol. Pan juga mengaku bahwa setiap harinya Ia merasa terpenjara di rumahnya dan harus menahan depresi yang Ia rasakan.
Lantas, apakah ini sesuatu yang memicu kejahatannya? Atau apakah ada kaitannya dengan bagaimana Ia menjalani kehidupannya?
Stay tuned untuk analisis berikutnya ya, Forends! See you next week!
Referensi:
Grimaldi, J. (2016). A Daughter’s Deadly Deception: The Jennifer Pan Story. Toronto: Dundurn.
Ho, K. K. (2015). Jennifer Pan’s Revenge: The inside story of a golden child, the killers she hired, and the parents she wanted dead. Diakses pada 17 Mei 2021 dari https://torontolife.com/city/jennifer-pan-revenge/?utm_source=thenextmeme
Comments